Senin, 29 September 2014

Health Education : TAGIT dan FIV [obstetri dan ginekologi (kandungan)]

v Pendahuluan
Anak adalah anugerah dari Tuhan yang sangat didambakan setiap pasangan suami istri (pasutri). Tapi faktanya, tak semua pasutri dapat dengan mudah memperoleh keturunan. Namun jika sang anak tidak kunjung datang, segala upaya akan ditempuh. Hampir setiap pasangan suami-istri (pasutri) sadar, tidak mempunyai anak bukanlah akhir dunia. Namun, memiliki darah daging sendiri tetap menjadi tujuan yang dirasakan penting. Apalagi banyak di kalangan masyarakat yang masih menganggap keberadaan anak tidak saja sebagai keturunan semata, tetapi juga menjadi penerus nama keluarga dan segala adat budaya yang menjadi konsekuensinya. Data menunjukkan, 11-15 persen pasutri usia subur mengalami kesulitan untuk memperoleh keturunan, baik karena kurang subur (subfertil) atau tidak subur (infertil).1
Kini, seiring makin majunya ilmu dan teknologi kedokteran, sebagian besar dari penyebab infertilitas (ketidaksuburan) telah dapat diatasi dengan pemberian obat atau operasi. Namun, sebagian kasus infertilitas lainnya ternyata perlu ditangani dengan teknik rekayasa reproduksi, misalnya inseminasi buatan, dan pembuahan buatan seperti tandur alih gamet intra-tuba, tandur alih zigot intra-tuba, tandur alih pronuklei intra-tuba, suntik spermatozoa intra-sitoplasma, dan fertilisasi in vitro. Nah, yang disebut terakhir (fertilisasi in vitro/FIV), lebih dikenal dengan sebutan bayi tabung. Ini merupakan salah satu teknik hilir pada penanganan infertilitas.1
Penyelidikan FIV dimulai di Inggris oleh Robert Edwards dan Patrick Steptoe yang berhasil melahirkan bayi tabung pertama di dunia 1978 sedangkan konsepsi buatan pertama di Indonesia lahir tanggal 2Mei 1988 di Jakarta oleh Program Melati RSAB Harapan Kita.1 Di Indonesia, menurut dr. Subyanto DSOG dan dr. Muchsin Jaffar DSPK, tim unit infertilitas MELATI-RSAB Harapan Kita, ICSI sudah diterapkan sejak 1995 dan berhasil melahirkan anak yang pertama pada Mei 1996. Dengan teknik ini keberhasilan bayi tabung meningkat menjadi 30 - 40%, terutama pada pasangan usia subur. Selain RSAB Harapan Kita, Jakarta, teknik IVF juga sudah diterapkan di FKUI-RSUPN Cipto Mangunkusumo (Jakarta), Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Surabaya), dan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RS Dr. Sardjito (Yogyakarta)

v  PENGERTIAN
TAGIT : Tandur Alih Gamet Intratuba Transfer atau GIFT : Gamet Intra Fallopian Tube Transfer. Adalah usaha mempertemukan sel benih (gamet) ovum dan sperma dengan cara menyemprotkan sel benih itu dengan memakai kanul tuba ke bagian ampula tuba. Tujuan TAGIT adalah memasukkan sejumlah semen ke dalam rahim pasangannya, untuk mendorong terjadinya fertilisas.1,2,5
FIV : Fertilisasi In Vitro atau ET : Embrio Transfer atau Bayi Tabung. Adalah usaha fertilisasi dilakukan di luar tubuh dalam cawan biakan,, dengan suasana yang mendekati almiah. Jika berhasil, pada saat mencapai stadium morula, hasil fertilisasi ditanduralihkan ke endometrium rongga uterus.1,3,5

v  INDIKASI
Ø  Indikasi pelaksanaan TAGIT adalah1,2
1.      Infertilitas idiopatik yang tak terjelaskan
2.      Endemetriosis ringan
3.      Sindroma Rockitansky-Kustner-Hauser
4.      Tuba satu dengan ovarium kontralateral
5.      Infertilitas primer dengan usia >35 tahun
6.      Oligoazospermia
Ø  Indikasi pelaksanaan FIV adalah2,3,4
1.      Infertilitas primer dengan umur di atas 35 tahun gagal dengan TAGIT
2.      Oklusi tuba bilateral
3.      Donasi ovum
4.      Sindrma Rockitasky-Kuster-Hauser
5.      Infertilitas idiopatik yang gagal dengan TAGIT
6.      Oligoazospermia
v  SYARAT-SYARAT
Syarat pelaksanaan  TAGIT adalah2
1.      Tuba paten
2.      Uterus dan endometrium normal
3.      Ovarium berfungsi normal
4.      Ada sperma yang motil (minimal 50.000/m)
Syarat pelaksanaan FIV adalah4,5
1.      Uterus dan endometrium normal
2.      Ovarium berfungsi normal
3.      Ada sperma yang motil

v  Tata cara dalam program TAGIT dan FIV5
1.      Umumnya pasien adalah kasus-kasus yang rumit dan untuk itu perlu dipersiapkan dengan teliti secara menyeluruh baik fisik, psikologik dan financial.
2.      Dalam program ini diinginkan diperoleh beberapa ovum sekaligus, maka setiap pasien diberi pemicu ovulsi seperti ; Klomifen sitrat dan GnRH (sering dipakai)
3.      Pada pasien dengan haid yang tak teratur, peninggian kadar gonadotropin (FSH dan LH) dengan ovaruim yang normal (sindroma ovarium resistensi gonadotropin) dapat diberi analog GnRH terlebih dahulu, untuk membendung pada tingkat hypothalamus à kemudian ovulasi dipicu dengan gonadotropin murni (FSH murni) dan selama pemicuan pantau hormon LH, E2 atau dengan USG dan bila telah dicapai folikel yang matang (diameter 18-20 mm, E2 mencapai 1000-1500 pg/ml à suntikan HCG, hal ini diikuti dengan aspirasi folikel untuk memperoleh beberapa ovum à 2-35 jam kemudian.
Jika pasien mengikuti program TAGIT2,5 :
1.      Maka  pada hari aspirasi folikel, 2-3 jam sebelumnya dilakukan pencucian sperma suami, kemudian diambil yang motil saja, untuk kemudian bersama-sama dengan ovum yang diperoleh dimasukkan ke bagian ampulla saluran telur perlaparaskopi.
2.      Jadi, dalam hal ini pembuahan di luar tubuh tidak dilakukan disini dan diharapkan fertilisasi di ampulla dapat terjadi secara alamiah.
Jika pasien mengikuti program FIV4,5
1.      Setelah beberapa ovum berhasil diperoleh kemudian dilakukan fertilisasi  dengan sperma suami yang  diperoleh dengan jalan pencucian yang serupa.
2.      Fertilisasi dilakukan di luar tubuh pasien yakni dalam satu media biakan dan apabila fertilisasi berhasil dilakukan, maka pada stadium morula (8-12)  sel, embrio yang sedang  tumbuh ini dipindahkan ke rongga uterus (endometrium) melalui kanul khusus pada hari ke-3 – 5 paska aspirasi folikel.
3.      Selanjutnya pasien diberi substitusi progesterone untuk member dukungan pada korpus luteum sebelum fungsi produksi progesterone diambil alih oleh sel-sel trofoblast plasenta.
4.      Pemantauan terhadap kemungkinan hamil dilakukan melalui pemeriksaan hCG darah dan urine.
5.      Meskipun teknik ini sangat rumit dan canggih tapi angka untuk FIV keberhasilannya sangat kecil, di pusat-pusat FIV dan TAGIT ini di dunia 10% untuk TAGIT dan 30-35% untuk FIV.
Secara umum, tahapan FIV sebagai berikut3,4,5:
1.      Stimulasi ovarium
2.      Pemantauan perkembangan folikel
3.      Pengambilan ovum
4.      Perkmbangan embrio dalam media biakan
5.      Pemindahan embrio

v  Perbedaan Antara TAGIT DAN FIV2,5
1.      TAGIT memerlukan sekurang-kurangnya satu tuba yang sehat dan normal sementara FIV adalah sesuai untuk wanita yang mandul disebabkan tuba rahim yang rusak, tersekat atau tanpa tuba langsung.
2.      TAGIT memerlukan teknik lapasorkopi sementara FIV tidak memerlukannya..
3.      Dalam TAGIT, proses pembuahan terjadi dalam tubuh, sedangkan FIV terjadi di luar tubuh dan diperiksa di bawah mikroskop.
4.      Kini, proses TAGIT kurang diminati dan dipilih kerana prosesnya lebih rumit, serta memerlukan harga yang lebih tinggi dibanding proses FIV.

v  ANGKA KEBERHASILAN
Angka keberhasilan super ovulasi dan TAGIT berkisar 10-15% per siklus, tapi dapat mencapai 50% setelah beberapa kali prosedur dalam setahun jika dilakukan pada keadaan spermatozoa normal dan saluran telur yang sehat. Yang berarti pada setiap 100 pasangan yang mengikuti prosedur TAGIT berulang dalam setahun, sekitar 50 akan hamil dan memiliki bayi sehat. Sedangkan berdasarkan pengalaman, menurut dr. Muchsin, peluang terjadinya embrio pada teknologi bayi tabung sekitar 90%, di antaranya 30 - 40% berhasil hamil. Namun, dari jumlah itu, 20 - 25% mengalami keguguran. Sedangkan wanita usia 40-an yang berhasil melahirkan dengan teknik in vitro hanya 6%. Karena rendahnya tingkat keberhasilan dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan pasien, teknik ini tidak dianjurkan untuk wanita berusia 40-an.
Keberhasilan bervariasi tergantung pada jenis obat yang digunakan. Pemakaian klomifen sitrat berkaitan dengan angka kehamilan yang rendah (angka kehamilan kurang dari 10% per siklus). Angka kehamilan tertinggi didapat pada pemakaian gonadotropin. Dokter akan melaksanakan 4 siklus TAGIT dan bila tidak berhasil, akan direkomendasikan teknik lain seperti FIV.
Angka keberhasilan FIV adalah1,4,5

Tingkat keberhasilan Program bayi tabung di Indonesia :
a. Embrio yang berhasil terjadi 90 %
b. Kehamilan yang berhasil 30-40 %
c. Peluang keguguran 20-25 %
Tingkat peluang keberhasilan sangat ditentukan oleh usia wanitanya :
a. Diatas 42 tahun 0%.
b. 38 tahun s/d 42 tahun 10-11%
c. 30 tahun s/d 38 tahun 25-35%
d. Dibawah 30 tahun 35-40%

Narasumber : dr. Margareth M Bato

Tidak ada komentar:

Posting Komentar