Senin, 29 September 2014

Health Education : Seksio Sesarea {operasi sesar} [obstetri dan ginekologi (kandungan)]

BAB I
PENDAHULUAN

SEKSIO SESAREA
Seksio sesarea adalah suatu tindakan operatif untuk mengeluarkan janin/bayi dari rongga rahim dengan cara membuat insisi pada abdomen dan dinding uterus dengan syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram.1,2,3 Pada saat ini seksio sesarea menjadi trend di masyarakat karena berbagai alasan, seperti ketakutan akan membesarnya ukuran lumen vagina karena persalinan pervaginam, dianggap lebih praktis dan modern serta mengikuti jaman, atau sebagai upaya mengurangi kesakitan dalam proses persalinan.1,2

Prevalensi
            Dalam 20 tahun terakhir angka persalinan dengan seksio sesarea meningkat pesat dengan semakin majunya alat kedokteran, semakin baiknya obat-obatan terutama antibiotika dan tingginya tuntutan terhadap dokter yang menyebabkan terjadinya peningkatan angka persalinan dengan seksio sesarea diseluruh dunia. Menurut statistik tentang 3509 kasus seksio sesarea yang disusun oleh Peel dan Chamberlain (1988) indikasi seksio sesarea adalah : disproporsi janin-panggul 21%, gawat janin 14%, plasenta previa 11%, bekas seksio sesarea 11%, kelainan letak 10%, incoordinate uterine action 9%, preeklampsia dan hipertensi 7%. Tindakan seksio sesarea juga telah meningkat di seluruh dunia. Pada tahun 1985, presentase SC dari seluruh kelahiran hidup di Kanada adalah 19%, Denmark 13%, dan Jepang 7%.4
Di RSUP Prof.Dr.R.D.Kandou Manado tahun 2002, angka kekerapan seksio sesarea sekitar 18-19% dimana ditemukan gawat janin sebagai indikasi terbanyak dengan 96 kasus (17,3%), disusul dengan bekas seksio sesarea dengan faktor resiko penyerta dengan 72 kasus (12,9%), dan letak lintang 40 kasus (4,2%). Peningkatan angka kejadian seksio sesarea dipengaruhi perubahan penanganan persalinan terutama dengan kehadiran partograf, penanganan persalinan aktif, dan penanganan persalinan resiko tinggi.4
Mortalitas maternal akibat seksio sesarea menunjukan angka kurang dari 1 per 1000 persalinan. Ancaman utama pada wanita yang menjalani seksio sesarea dapat berasal dari tindakan anastesi, keadaan sepsis berat, serangan tromboemboli, dan pneumonia aspirasi. Morbiditas maternal yang umum terjadi akibat persalinan sesarea, antara lain : infeksi, perdarahan, dan perlukaan traktus urinarius.2,3
            Mortalitas perinatal tergantung dari sebab-sebab yang mendasari dilakukan seksio sesarea maupun umur kehamilan. Sedangkan morbiditas perinatal dapat terjadi oleh karena cedera pada bayi, misalnya cedera medulla spinalis atau cedera otak lainnya, serta gawat janin.2,3
Dewasa ini, cara ini jauh lebih aman daripada dahulu berhubung dengan adanya antibiotik, transfusi darah, dan teknik operasi yang lebih sempurna, dan anestesi yang lebih baik.1,2

Indikasi
            Secara umum, seksio sesarea diindikasikan pada keadaan dimana dipercaya bahwa penundaan yang lebih lama dari persalinan dapat mempengaruhi janin, ibu, atau kedua-duanya secara serius, padahal persalinan pervaginam tidak dapat dilakukan dengan aman.1,2,4
Indikasi dilakukan seksio sesarea:
F  Indikasi ibu :
·         Indikasi absolut:2,4,5
1.       Panggul sempit3
2.       Tumor jalan lahir yang menimbulkan obstruksi
3.       Ruptura uteri mengancam
4.       Disproporsi sefalo-pelvik
5.       Plasenta previa totalis3
6.       Seksio sesarea yang ketiga3
·         Indikasi relatif:2,4
1.        Seksio sesarea sebelumnya kurang dari 1 tahun
2.        Partus lama5
3.        Partus tidak maju5
4.        Stenosis servix uteri atau vagina
5.        Distosia servix5
6.        Preeklampsi dan hipertensi5
F  Indikasi janin:2,4,5
·         Kelainan letak
1.        Letak lintang (pada primigravida atau panggula sempit)
2.        Letak sungsang pada primigravida disertai satu faktor resiko (panggul sempit, oligohidramnion, gawat janin)
3.        Presentasi dahi dan muka (letak defleksi) bila reposisi dan cara-cara lain tidak berhasil
4.        Kelainan letak pada gemelli anak pertama (letak lintang, presentasi bahu atau interlock)
·         Gawat janin

Pada umumnya Seksio Sesarea tidak dilakukan pada:2,4
1.      Infeksi intra uterin3
2.      Janin mati1
3.      Syok, anemia berat, sebelum diatasi
4.      Kelainan kongenital berat

Jenis Seksio Sesarea
            Jenis-Jenis Seksio Sesarea :2,3,4
1. Seksio Sesarea Klasik korporal
2. Seksio Sesarea Transperitoneal Profunda (SCTP)
3. Seksio Sesarea ekstraperitoneal
            Pembedahan yang dewasa ini paling banyak dilakukan adalah seksio sesarea transperitonealis profunda dengan insisi di segmen bawah uterus.2 Keunggulan pembedahan ini ialah:2
- perdarahan luka insisi tidak seberapa banyak
- bahaya peritonitis tidak besar
- parut pada uterus umumnya kuat sehingga ruptur uteri di kemudian hari tidak besar, karena dalam masa nifas segmen bawah uterus tidak seberapa banyak mengalami kontraksi seperti korpus uteri sehingga dapat sembuh lebih sempurna.
            Akan tetapi hal ini tidak berarti bahwa seksio sesarea korporal sudah ditinggalkan sama sekali.
Teknik ini masih digunakan:4
1.      Apabila segmen bawah uterus tidak dapat dipajankan dan dimasuki dengan aman
2.      Apabila janin berukuran besar dan terletak melintang
3.      Pada sebagan besar kasus plasenta pevia dengan implantsi anterior
4.      Pada sebagian kasus dengan janin yang sangat kecil, terutama dengan presentasi bokong, yang segmen bawah uterusnya tidak menipis
5.      Pada sebagian ibu dengan obesitas berat yang hanya memungkinkan untuk mengakses ke bagian uterus saja.

            Seorang wanita yang telah mengalami SC sebaiknya tidak hamil selama 3 tahun, untuk memberi kesempatan pada luka untuk sembuh dengan baik dan untuk mengurangi kemungkinan ruptura uteri.2
            Dalam pengelolaan kehamilan dan persalinan pada bekas seksio sesarea ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan yaitu :2
·         Versi luar tidak boleh dilakukan
·         Wanita harus dirawat mulai kehamilan 38 minggu pada bekas seksio sesarea jenis SCTP dan mulai kehamilan 34 minggu pada bekas seksio sesarea jenis korporal.

Pada kehamilan dengan bekas seksio sesarea, diambil tindakan :2
1.      Seksio sesarea (SC), apabila:
·         SC terdahulu adalah SC klasik / korporal
·         penyembuhan luka operasi buruk
·         sudah dua kali atau lebih SC
·         sudah pernah satu kali SC dengan HRP (High Risk Pregnancy)
·         SC sebelumnya kurang dari 1 tahun dan penyebab SC tetap, seperti panggul sempit absolut.
2.      Partus pervaginam, apabila hal-hal diatas tidak ada, dengan ketentuan tidak dibenarkan memakai oksitosin dalam kala I untuk memperbaiki his dan kala II harus dipersingkat (wanita diperbolehkan mengedan 15 menit).

KEHAMILAN LEWAT WAKTU
            Kehamilan lewat waktu adalah kehamilan yang berlangsung 42 minggu atau lebih,6,7,8,9 dihitung berdasarkan rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.6,7 Namun pada beberapa literatur, dengan berbagai pertimbangan, kehamilan > 40 minggu sudah dinyatakan sebagai kehamilan lewat waktu. Hal ini disebabkan karena kehamilan lewat waktu berhubungan dengan meningkatnya komplikasi ibu maupun anak.8
            Untuk mengetahui kehamilan lewat waktu harus diketahui umur kehamilan dengan tepat. Selain dari haid, penentuan umur kehamilan dapat dibantu secara klinis dengan mengevaluasi kembali umur kehamilan dari saat pertama kali ibu datang. Makin awal pemeriksaan kehamilan dilakukan, umur kehamilan makin mendekati kebenaran, menanyakan kapan terasa pergerakan anak atau pengukuran fundus uteri secara serial. Pemeriksaan USG sangat membantu taksiran umur kehamilan dan lebih akurat dilakukan sebelum timester ke-2. Di Indonesia, diagnosis kehamilan lewat waktu sangat sulit karena kebanyakan ibu tidak mengetahui tanggal haid terakhir dengan tepat. Diagnosis yang baik hanya dapat dibuat kalau pasien memeriksakan diri sejak permulaan kehamilan.8
            Faktor yang dikemukakan tentang terjadinya kehamilan lewat waktu adalah hormonal yaitu kadar progesteron tidak cepat turun walaupun kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin berkurang.6 Selain itu menyebabkan kadar estrogen tidak cukup untuk pembentukan prostaglandin yang berperan dalam menimbulkan kontraksi uterus.9
           
            Berikut akan disajikan laporan kasus Seksio Sesarea Transperitonealis Profunda pada kehamilan lewat waktu dengan bekas SC.

Narasumber : dr. Christian D Bato

Tidak ada komentar:

Posting Komentar