STATUS UJIAN PSIKIATRI
I.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. Sofia Panaha
Umur : 77 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Bambuh
7 Juni 1934
Status Perkawinan : Menikah
Suami : 1 orang (†)
Anak : 7 orang
Pendidikan Terkahir : Tidak tamat SD
Pekerjaan : Petani
Suku/Bangsa : Talaud/Indonesia
Agama : Kristen Protestan
Alamat Sekarang : Desa Bambuh, Kec. Gembe Kab. Talaud
Tanggal Pemeriksaan : 14 November
2011
Tempat Pemeriksaan : RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Cara masuk RS : Diantar oleh anak dan cucu
II.
STATUS INTERNA
A. Pemeriksaan Fisik
Keadaan
Umum : Cukup
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital : T : 110/70; N :
80x/m; R : 20x/m; SB : 36,3 0C
Kepala : Konjungtiva anemis -/-,
Sklera ikterus -/-
Toraks : Rhonki -/-, Wheezing -/-
Abdomen :
Datar, lemas, bising usus Å normal
Hepar/Lien : tidak teraba
Ekstremitas : Edema y,
turgor kembali cepat, akral hangat
B. Pemeriksan Neurologis
GCS : E4M6V5
TRM : Tidak ada
Mata : Gerakan normal searah, pupil bulat
isokor, refleks cahaya Å/Å
C. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan
laboratorim masih direncanakan
III.
RIWAYAT PSIKIATRI
Diperoleh dari
1.
Autoanamnesis tidak dapat
dilakukan karena penderita tidak bisa berbahasa Indonesia, hanya bisa berbahasa
daerah Talaud.
2.
Alloanamnesis dengan cucu
penderita pada tanggal 14 November 2011
A. Keluhan Utama:
Sering berbicara sendiri, berteriak – teriak tanpa alasan yang jelas, dan suka memberontak
bila ada yang mendekati.
B. Riwayat gangguan sekarang :
-
Autoanamnesis :
Penderita tidak
bisa berbahasa Indonesia, hanya bisa berbahasa daerah Talaud, oleh karena itu
setiap perkataan yang diucapkan oleh penderita diterjemahkan oleh cucu
penderita ke dalam bahasa Indonesia. Dari pengamatan, pada saat ditanyakan
suatu pertanyaan pada penderita, penderita seperti tidak menghiraukan pertanyaan
tersebut dan terus berbicara sendiri dengan nada-nada tinggi. Namun ketika
ditanyakan lebih lanjut tentang hal-hal yang terus dikatakannya tersebut,
penderita hanya marah, diam dan menutup wajahnya dengan handuk yang dipegangnya
serta ingin keluar dari ruangan.
-
Alloanamnesis :
Sering berbicara sendiri, berteriak – teriak, serta memberontak bila didekati dialami
penderita sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu. Awalnya penderita mulai
menyendiri dan berbicara sendiri sejak pulang dari kebun kelapa kurang lebih 2
minggu yang lalu, lama-kelamaan sejak kurang lebih 1 minggu yang lalu penderita
mulai berteriak-teriak dan memberontak bila didekati.
Berdasarkan wawancara dengan cucu penderita, penderita adalah
seorang pekerja keras. Setiap hari penderita pergi ke kebun untuk mengerjakan
kebun kelapanya dan sering membuat kopra. Penderita dahulu memiliki beberapa
kebun kelapa namun sekarang sudah diwariskan kepada anak – anaknya. Jadi
penderita mengerjakan salah satu kebun milik anaknya. Suami penderita telah
meninggal sejak ± 2 tahun yang lalu, dan hubungan penderita dengan suaminya
ketika masih hidup baik-baik saja. Hubungan penderita dengan anak – anaknya dan
keluarga besar cukup baik. Namun sejak pulang dari kebun kelapa kurang lebih 2
minggu yang lalu, penderita mulai menyendiri dan berbicara sendiri. Menurut
cucu penderita saat penderita pergi ke kebun pada pagi hari, sikap penderita
masih biasa – biasa saja, kemudian saat tiba di kebun penderita mendapati kebun
kelapa yang biasa dikerjakannya sudah dikerjakan oleh anaknya. Sejak saat itu,
penderita mulai menyendiri dan berbicara sendiri.
Isi pembicaraan dan teriakan-teriakan yang dikatakan penderita dalam
bahasa daerah Talaud yang kemudian diterjemahkan oleh cucu penderita, mengatakan
bahwa dirinyalah yang menciptakan terang, bumi dan isinya. Penderita berulang –
ulang kali mengatakan hal tersebut dan terus menekankan hal tersebut. Penderita juga berbicara tentang salib yang telah turun ke dalam
liang kubur. Selain itu penderita sering mendengar bisikan – bisikan namun
penderita tidak pernah mengatakan isi bisikan tersebut. Penderita juga sering
melihat binatang besar di depannya dan melihat burung besar seperti malaikat.
Keluarga pasien juga mengeluhkan bahwa
pasien kesulitan untuk tidur pada malam hari karena terus berbicara sendiri. Penderita
kemudian dibawa berobat oleh keluarga penderita karena sikap penderita
yang semakin suka menyendiri, berbicara terus dan suka memberontak bila didekati.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1)
Riwayat gangguan psikiatri
sebelumnya
Pasien
tidak pernah mengalami gangguan psikiatri.
2)
Riwayat gangguan medis
Tidak ada
riwayat trauma capitis, malaria, ataupun kejang pada pasien.
3)
Riwayat penggunaan zat
psikoaktif
Pasien
tidak pernah menggunakan zat – zat psikoaktif.
IV.
RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI
1.
Riwayat prenatal dan
perinatal
Tidak
diketahui
2.
Riwayat masa kanak awal
(usia 1-3 tahun)
Tidak
diketahui
3.
Riwayat masa kanak
pertengahan (usia 4-11 tahun)
Tidak
diketahui
4.
Riwayat masa kanak akhir dan
remaja
Tidak
diketahui
5.
Riwayat masa dewasa
a)
Riwayat pendidikan
Tidak tamat
SD
b)
Riwayat pekerjaan
Pasien
bekerja sebagai petani
c)
Riwayat psikoseksual
Tidak bisa
dievaluasi
d) Riwayat pernikahan
Pasien
sudah menikah, namun sudah menjanda sejak 2 tahun yang lalu
e)
Kehidupan beragama
Pasien beragama
Kristen Protestan dan cukup rajin beribadah.
f)
Aktivitas sosial
Pasien
dikenal sebagai pribadi yang aktif dan mudah bergaul
g)
Riwayat pelanggaran hukum
Tidak ada
h)
Situasi kehidupan sekarang
Pasien
tinggal dengan salah satu anaknya, namun kehidupan sehari – hari terutama untuk
makan dan minumnya disediakan oleh cucunya yang tidak tinggal serumah dengan
dirinya.
i)
Riwayat keluarga
Pasien adalah anak ke tiga dari tiga
bersaudara. Memiliki 7 orang anak. Hubungan pasien dengan keluarga harmonis dan
tidak ada masalah.
V.
STATUS MENTAL
1.
Deskripsi Umum
-
Penampilan
Pasien
adalah seorang perempuan, berusia sekitar 70an, bentuk badan kurus, berkulit
sawo matang. Rambut ikal, pendek dan tidak rapi. Ekspresi wajah terlihat
tegang. Mengenakan piama berwarna biru dan membawa handuk berwarna oranye. Tangan
pasien berkuku pendek. Pasien menggunakan sandal berwarna putih
-
Perilaku dan psikomotor
Selama
wawancara pasien
tidak menjawab pertanyaan yang ditanya oleh pemeriksa yang
diterjemahkan dalam bahasa daerah Talaud. Dan apabila pertanyaan diberikan
kepada penderita, penderita memberontak dan ingin keluar dari ruang pemeriksa.
-
Sikap terhadap pemeriksa
Pasien tidak kooperatif dalam menjawab pertanyaan.
2.
Karakteristik bicara
Selama
wawancara, penderita berbicara sendiri dalam bahasa daerah Talaud dengan nada
yang tinggi dan seperti marah – marah.
3.
Alam perasaan (mood) dan
ekspresi (afek)
-
Mood : irritable
-
Afek : appropriate affect
4.
Gangguan persepsi
Penderita
mengalami halusinasi visual seperti melihat binatang besar dan burung besar
seperti malaikat. Penderita juga mengalami halusinasi auditorik, dimana
penderita mendengar ada yang bersuara kepadanya, tetapi penderita tidak
mengatakan isi bisikan tersebut.
5.
Proses Pikir
Bentuk
pikiran : Tidak dapat dievaluasi
Isi
pikiran : Waham (belum bisa
dievaluasi), Perseferasi
6.
Kesadaran dan fungsi
kognitif
-
Tingkat kesadaran :
kompos mentis
-
Orientasi : tidak dapat dievaluasi
-
Daya ingat : tidak dapat dievaluasi
-
Kemampuan baca dan menulis : tidak dapat dievaluasi
-
Kemampuan visuospasial : tidak dapat dievaluasi
-
Kemampuan menolong diri
sendiri
Pasien
dapat mandi sendiri serta dapat makan dan minum sendiri.
-
Pengendalian impuls
Pasien sering berbicara
sendiri
-
Pertimbangan dan tilikan
Daya nilai
sosial : Terganggu
Penilaian
realitas : Terganggu
Tilikan
: Derajat 1
VI.
IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Telah diperiksa seorang pasien, Sofia
Panah,
jenis kelamin perempuan, umur 77 tahun, suku Talaud,
agama Kr.
Protestan, pendidikan tidak tamat SD, tinggal di desa
Bambu Kecamatan Gemeh Kabupaten Talaud. Pasien diperiksa di Poli Jiwa RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang
Manado pada tanggal
14 November 2011 dengan keluhan utama sering berbicara sendiri, suka menyendiri dan berteriak-teriak. Pada pasien terdapat
halusinasi
audiotorik, dimana pasien sering mendengar
bisikan-bisikan, juga halusinasi visual dimana penderita sering melihat binatang
besar dan burung besar seperti malaikat. Terdapat waham pada pasien dimana pasien
meyakini bahwa pasien yang menciptakan terang, langit dan isinya. Tidak ditemukan
adanya kelainan pada pemeriksaan neurologis dan fisik umum.
VII.
DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I : Gangguan Psikotik Akut (F23.0)
Aksis II : Tidak ditemukan ciri-ciri
kepribadian tertentu
Aksis III : Tidak ada diagnosis
Aksis IV : Masalah Keluarga
Aksis V : GAF 60 - 51 (Gejala sedang, disabilitas sedang)
VIII.
DIAGNOSIS BANDING
1. Gangguan
psikotik akibat suatu kondisi medik umum
2.
Pre-demensia dengan gejala psikotik
3. Gangguan
waham
IX.
PROBLEM
A. Organobiologi :
Faktor
genetik gangguan jiwa tidak ada
B. Psikologi :
Saat
datang, pasien terlihat ingin menolak dan hendak meninggalkan ruangan periksa.
C. Lingkungan & Sosial Ekonomi :
Pasien tidak
memiliki masalah psikososial.
X.
PERENCANAAN TERAPI
A. Psikofarmakologi
Risperidon
2 mg 2 x ½ tab
Trihexylphenidil
2 mg 2x1 tab (k/p)
Diazepam 5
mg 0 – 0 – 1 (k/p)
B. Psikoterapi dan intervensi psikososial
Psikoterapi
individual (suportif)
C. Konseling Keluarga
Memberi
pengertian kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien dan menyarankan untuk
senantiasa memberi dukungan selama masa pengobatan, sering berkomunikasi dengan
pasien, serta memberi dukungan kepada pasien untuk beraktivitas di luar rumah
dan berinteraksi dengan orang lain melalui pekerjaan maupun aktivitas sosial
lainnya.
XI.
PROGNOSIS
Dubia ad
bonam
XII.
ANJURAN
Dianjurkan kepada keluarga
pasien untuk mengawasi dan membantu pasien dalam melakukan pengobatan secara
teratur dan berkelanjutan sesuai anjuran dokter ahli kesehatan jiwa.
XII. DISKUSI
Berdasarkan anamnesis,
wawancara psikiatri, pemeriksaan fisik dan status mental dapat ditarik
kesimpulan bahwa pasien ini Ganguan Psikotik Akut dengan Predominan Waham.
Pasien sering beranggapan bahwa pasien adalah
pencipta terang, bumi dan segala isinya. Pasien
memiliki gejala halusinasi auditorik dimana pasien sering mendengar
bisikan-bisikan dan
juga gejala halusinasi visual dimana pasien sering melihat binatang besar dan
burung besar seperti malaikat yang sudah berlangsung
selama 2 minggu. Pasien juga sering berbicara sendiri sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu.
Pada pasien ini,
terapinya diberikan Risperidon
2x1mg/hr. Risperidon merupakan golongan obat anti
psikosis atipikal. Trihexylphenidil 2x2mg juga diberikan untuk diminum apabila
diperlukan, untuk mencegah extra-pyramidal
syndrome yang dapat timbul akibat pemakaian antipsikosis. Diazepam 5 mg diminum pada malam hari
dikarenakan keluarga pasien mengeluh pasien sukar beristirahat pada malam hari.
Psikoterapi sulit dilakukan pada pasien
ini, dikarekan kesulitan berkomunikasi. Pasien tidak bisa berbahasa Indonesia,
dan hanya bisa berbahasa daerah Talaud. Keluarga pasien
juga diberikan terapi keluarga dalam bentuk psikoedukasi berupa penyampaian
informasi kepada keluarga mengenai penyebab penyakit yang dialami pasien serta pengobatannya, sehingga keluarga dapat memahami dan
menerima kondisi pasien
untuk minum obat dan kontrol secara teratur serta mengenali gejala-gejala
kekambuhan secara dini. Pengertian kepada keluarga akan pentingnya peran keluarga
pada perjalanan penyakit juga penting untuk disampaikan.
Narasumber : dr. Christian D Bato
Classic Blue PS4 Controller Review - ITIA - TiGORIA Online
BalasHapusCheck out our suppliers of metal review of this classic Sega controller, titanium watch which is a bit more comfortable and has mens titanium wedding rings the titanium knee replacement same nice layout. Rating: 4 · titanium knee replacement Review by TiGORIA Official