Senin, 29 September 2014

Health Education : Pertumbuhan Janin Terhambat [obstetri dan ginekologi (kandungan)]

PERTUMBUHAN JANIN TERHAMBAT

            Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT) kini merupakan suatu entitas penyakit yang membutuhkan perhatian bagi kalangan luas, mengingat dampak yang ditimbulkan jangka pendek berupa rediko kematian 6-10 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan bayi normal.1,2,3 Dalam jangka panjang terdapat dampak berupa hipertensi, arteriosklerosis, stroke, diabetes, obesitas, resistensi insulin, kanker, dan sebagainya.4
            Di Jakarta dalam suatu survei ditemukan bahwa pada golongan ekonomi rendah, prevalensi PJT lebih tinggi (14%) jika dibandingkan dengan golongan ekonomi menengah keatas (5%).5
            Dahulu PJT disebut sebagai intrauterine growth retardation (IUGR), tetapi istilah retardation tidak tepat. Tidak semua PJT adalah hipoksik atau patologik karena ada 25-60% yang berkaitan dengan konstitusi etnik dan besar orang tua.6,7

Definisi:
            Pertumbuhan janin terhambat adalah suatu keadaan janin dengan berat badan <10 persentil atau lingkaran perut ≤ 5 persentil menurut usia kehamilannya dalam 2 kali pemeriksaan berturut-turut dengan selang 1-2 minggu.8

Klasifikasi:
1.    Simetris: ukuran badan secara proporsional kecil; gangguan pertumbuhan terjadi sebelum usia kehamilan 20 minggu.
Penyebab PJT simetris adalah faktor janin, ialah kelainan genetik (umumnya trisomi 21, 13, 18),  atau lingkungan uterus yang kronik (diabetes, hipertensi).9
2.    Asimetris: ukuran badan tidak proporsional, gangguan pertumbuhan terjadi pada kehamilan trimester III.
Penyebab PJT asimetris adalah kelainan sirkulasi uteroplasenta akibat dari perkembangan plasenta yang abnormal sehingga pasokan oksigen, masukan nutrisi, dan pengeluaran hasil metabolik menjadi abnormal. Akibatnya janin kekurangan oksigen dan nutrisi pada trimester akhir sehingga timbullah PJT asimetris, dimana lingkar perut jauh lebih kecil daripada lingkar kepala.9

Etiologi/faktor resiko:
a. Faktor ibu
·         Penyakit paru kronis
·         Penyakit jantung sianotik
·         Penyakit hipertensi
·         Kekurangan kalori
·         Tindakan operasi bypass
·         Malnutrisi
·         Anemia berat
·         Ganggguan absorpsi
·         Ketergantungan obat
·         Rokok
b. Faktor plasenta
·         Plasenta kecil
·         Plasenta infark
·         Plasenta previa
·         Solutio plasenta
·         Gemeli, Twin-twin syndrome
c. Faktor janin
·         Cacat bawaan
·         Infeksi intrauterin: HIV, TORCH
·         Kehamilan kembar
·         Kelainan metabolik

Diagnosis
·         Anamnesis:
Ada riwayat / faktor resiko:
Pengukuran tinggi fundus uteri (TFU) dan lingkar perut (LP). Kecurigaan PJT ditegakkan apabila TFU ditemukan menetap pada 2 kali pemeriksaan dengan selang 1-2 minggu atau menurun di bawah garis 10 persentil.
·         Pemeriksaan USG serial untuk menentukan biometri dan keadaan fungsional janin.
·         Pemeriksaan kardiotokografi: secara berkala setiap 1 minggu/kali, bila perlu dilakukan 2x/hari.
            Secara klinis, awal pertumbuhan janin yang terhambat dikenal setelah 28 minggu. Namun secara ultrasonografi mungkin sudah dapat diduga lebih awal dengan adanya biometri dan taksiran berat janin yang tidak sesuai dengan usia gestasi. Secara klinis, pemeriksaan tinggi fundus (umumnya dalam sentimeter) akan sesuai dengan usia kehamilan. Bila lebih rendah dari 3 cm, patut dicurigai adanya PJT meskipun sensitivitasnya hanya 40%. Sebaiknya kepastian PJT dapat dibuat apabila terdapat data USG sebelum 20 minggu sehingga pada kehamilan 32-34 minggu dapat ditentukan secara lebih tepat.10

Penanganan
1. Deteksi dini
2. Menghilangkan faktor penyebab
3. Konservatif:
·         Tirah baring
·         Pemberian kalori > 2100 kalori/hari
·         Resusitasi intrauterin, cegah kontraksi rahim (tokolitik), oksigenasi (>6 L/menit)
·         Pada oligihidramnion yang berat, dapat diberikan amnion infusion
4. Persalinan
·         Jika end diastolik (ED) masih ada, persalinan ditunda sampai umur kehamilan 37 minggu. Kapan saat terminasi kehamilan dengan PJT sangat bervariasi.
·         Jika absen end diastolik flow (AEDF) atau reverse end diastolik flow (REDF) surveilence ketat, diberi kortikosteroid. Jika surveilence lain (BPS, Doppler) abnormal, segera terminasi. Jika umur kehamilan > 34 minggu, terminasi perlu dipertimbangkan.

Narasumber : dr. Christian D Bato

Tidak ada komentar:

Posting Komentar